Ini Dia Penjelasan Tentang Metabolic Bone Disease Pada Kura-kura!

Ini Dia Penjelasan Tentang Metabolic Bone Disease Pada Kura-kura!

Metabolic bone disease merupakan salah satu penyakit yang cukup umum terjadi pada reptil dan juga kura-kura. Timbulnya penyakit ini biasanya disebabkan oleh beberapa faktor, seperti kekurangan kalsium dan terganggunya metabolisme kalsium di dalam tubuh reptil atau kura-kura. Adapun penyebab lain, seperti osteoporosis, osteomalasia, riketsia fibrous osteodystrophy, dan masalah nutrisi hyperparathyroidism (hormone parathyroid yang dapat menghilangkan kandungan kalsium pada tulang) juga turut mempengaruhi timbulnya penyakit yang juga disebut sebagai penyakit cangkang atau tempurung lunak ini. Bagi kura-kura penyakit ini bisa menjadi masalah serius, sebab kura-kura menggunakan tempurung/cangkangnya untuk melindungi tubuhnya.


Terdapat beberapa gejala yang dapat diamati ketika penyakit ini muncul pada kura-kura peliharaan, misalnya terjadi pembengkakan pada tungkai kaki, otot-ototnya bergerak dengan tidak terkoordinasi dan bergetar, kehilangan nafsu makan, berkurangnya berat badan hingga tempurung yang tampak melunak.





Kapan Metabolic Bone Disease Bisa Terjadi Pada Kura-Kura?


Komponen utama penyusun tempurung kura-kura adalah kalsium dan fosfor. Untuk mempertahankan struktur tempurung yang kokoh dan keras perlu terjadi proses reabsorbsi atau penyerapan kembali kalsium pada tulang dan tempurung kura-kura. Oleh karena itu, penting untuk memperhatikan komposisi kalsium dan fosfor pada makanan kura-kura. Komposisi yang paling umum digunakan untuk perbandingan kalsium dan fosfor adalah 2:1 atau 1:1.


Tidak hanya itu, untuk mempercepat proses penyerapan kalsium pada tubuh sebaiknya pakan kura-kura juga diberi tambahan vitamin D3. Apabila perbandingan ketiga zat tersebut tidak sesuai maka metabolisme pada kura-kura dapat terganggu hingga menyebabkan terjadinya penyakit pelunakan tulang. Berikut ada beberapa kondisi yang bisa menyebabkan metabolic bone disease terjadi pada kura-kura:


  • Kurangnya jumlah kalsium dalam pakan.

  • Kandungan fosfor dalam pakan terlalu tinggi.

  • Kandungan vitamin D3 yang tidak sesuai dalam pakan.

  • Terdapat zat tertentu seperti oksalat dan lemak yang dapat mengganggu proses penyerapan kalsium.

  • Jumlah protein yang kurang pada pakan.

  • Kura-kura tidak menerima paparan sinar matahari (Ultraviolet A dan Ultraviolet B) yang cukup sehingga menurunkan produksi vitamin D3 di dalam tubuh.

  • Terdapatnya penyakit seperti gangguan hati, ginjal, kelenjar paratiroid, dan usus yang dapat Suhu udara yang terlalu dingin sehingga mengganggu pencernaan dan penyerapan kalsium.



Bagaimana cara mengetahui atau mendiagnosa metabolic bone disease?


Secara umum cara untuk mendiagnosa metabolic bone disease atau penyakit pelunakan tulang adalah berdasarkan temuan fisik atas gejala-gejala yang tampak, jumlah nutrisi hingga riwayat kesehatan kura-kura. Diagnosa juga bisa dilakukan dengan melakukan radiografi (rontgen) untuk mengetahui terjadinya patah tulang dan membantu mengevaluasi sejauh mana tingkat keseriusan dari penyakit tersebut. Rontgen juga diperlukan untuk melihat hasil dari pasca pengobatan.



Bagaimana cara mengobati dan mencegah metabolic bone disease?


Adapun cara yang paling ampuh untuk mencegah terjadinya penyakit pelunakan cangkang ini adalah dengan memberikan nutrisi seimbang kepada kura-kura. Artinya, jumlah kalsium, fosfor, protein dan vitamin D3 di dalam pakan harus seimbang. Pemberian suplemen khusus yang tinggi kalsium juga disarankan demi menjaga tulang dan cangkang tetap kokoh. Akan tetapi, tentunya hal ini perlu dikonsultasikan kepada dokter hewan terlebih dahulu. Adapun beberapa cara lain yang bisa dilakukan yaitu dengan memberikan penyinaran ultraviolet B selama 12 jam di bawah sinar matahari atau dengan cahaya fluorescent dengan panjang gelombang 290-320 nanometer jika pemeliharaan dilakukan secara indoor.


Selain itu, penting juga untuk memberikan ruang kepada kura-kura untuk melakukan aktivitas fisik lebih luas sehingga metabolisme tubuhnya bisa terjaga. Jaga juga suhu ruangan agar menyesuaikan suhu tubuh kura-kura. Apabila kura-kura tidak mau makan, maka perlu dilakukan pemaksaan makan hingga kondisi kura-kura membaik kembali.